31 Januari 2021
Bulan yang pertama di
tahun baru hampir berakhir. Satu hari sebelumnya orangtuaku terbang dari
Tangerang ke Kupang. Secara resmi mereka berpindah tempat tinggal setelah sejak
2005 tinggal di Tangerang. 16 tahun tinggal di Tangerang. Ada ratap sedih yang
mencapai puncaknya di minggu terakhir mereka tinggal di Tangerang karena ada
banyak orang yang sangat mengasihi mereka. Belum lagi banyak tempat dan
kebiasaan-kebiasaan di Tangerang dan Jakarta yang harus ditinggalkan
Maret 2020
Bulan yang dikenal
sebagai awal virus corona masuk di Indonesia. Belum satu tahun aku masuk kuliah
di Malang dan tinggal di asrama kampus. Aku harus ke Sumba karena kampus menginstruksikan semua mahasiswa yang tinggal di asrama
kembali ke tempat asal masing-masing. Pertimbangannya adalah karena daerah di
sekitar kampus sudah ada yang terkenal virus tersebut. Akhirnya
hingga akhir Juli 2020 aku tinggal di Sumba, tepatnya di Waikabubak, ibukota
kabupaten Sumba Barat.
Ada banyak momen yang berharga selama tinggal aku tinggal di Waikabubak maupun sebelumnya
tinggal di asrama. Tinggal di asrama putera sekitar 7 bulanan memberikan banyak
pengalaman berharga. Menjadi yang tertua usianya di sana walau angkatan termuda
membuat kondisi agak canggung buatku. Namun bersyukur karena teman-teman asrama
adalah orang-orang yang terbuka untuk menerimaku. Apalagi teman-teman kamar
yang gokil dengan segala karakter mereka yang khas. Aku sangat bersyukur bisa
mengenal mereka.
Tinggal di Waikabubak juga memberikan kesempatan aku bisa melihat tinggal daerah lagi dalam konteks daerah di luar pulau Jawa, setelah sebelumnya, sejak lahir hingga SMA aku tinggal di daerah Sumatera Selatan. Ada banyak budaya yang berbeda jika dibandingkan dengan di pulau Jawa selain juga keindahan alamnya yang aduhai. Namun, semuanya akhirnya harus kutinggalkan karena aku dan keluarga balik ke Malang, menempati rumah yang kami mulai sewa per 1 Agustus 2020.
Kembali ke 31 Januari 2021
Ketika aku menulis artikel ini di hari
terakhir di bulan Januari, aku belajar satu hal. Segala sesuatu bisa berubah,
bahkan ketika situasinya sudah lama berjalan “gitu-gitu aja”. Hal ini tentu
makin dikonfirmasi kembali dengan hadirnya virus corona di dunia yang merubah
banyak hal.
Perubahan ekstrim pada akhirnya bisa
terjadi tanpa diduga. Perubahan itu bisa dalam skala besar ataupun skala kecil.
Perubahan itu juga bisa perubahan secara personal ataupun komunal. Intinya,
kapanpun bisa terjadi perubahan.
Jenis perubahannya pun bisa bervariasi. Perubahan
tempat tinggal seperti yang dialami orangtuaku dan aku sekeluarga, perubahan protokol
kesehatan, Pendidikan hingga banyak hal lain karena virus corona, atau perubahan
cara pandang.
Apa dasarnya perubahan itu? Aku melihat,
perubahan ekstrim terjadi bisa karena alasan yang mendadak atau bisa juga
alasan yang sebenarnya sudah sejak lama, namun mencapai puncaknya pada waktu
tertentu, yang tidak diduga oleh orang lain.
Perubahan ekstrim yang tidak diduga orang
lain ini juga bisa termasuk tidak diterima oleh orang lain, bahkan orang-orang
terdekat kita. Perubahan ekstrim ini akhirnya mau tidak mau bukan hanya berpotensi
tidak diterima oleh orang lain, namun juga mempengaruhi relasi dengan orang
lain. Bukan itu saja, perubahan ekstrim berpotensi membuat ada konflik.
Potensi konflik tentu merupakan sebuah hal
yang tidak diinginkan namun sangat terbuka untuk terjadi. Namun, sebenarnya,
potensi konflik ini bisa diantisipasi jika ada setiap orang yang mengetahui akan
perubahan ekstrim ini bisa menyadari bahwa perubahan adalah bagian dari hidup. Kesadaran
tersebut membuat aku dan orang sekitarku bisa menyikapi perubahan ekstrim
apapun dengan kepala dingin dan menghargai keputusan yang merupakan bagian dari
perubahan ekstrim.
Oleh karena itu, aku belajar, jika ada lagi
perubahan ekstrim yang aku alami atau aku lihat di sekitarku, aku harus benar-benar
mempersiapkan hati agar menyikapinya dengan bukan hanya dengan kepala dingin
dan menghargai, tetapi tetap memiliki relasi yang baik dengan setiap orang yang
dipengaruhi oleh perubahan ekstrim tersebut. Hidup kita bisa
berubah kapan saja #harussiap
Comments
Post a Comment