Nama
akun Instagram (IG)-ku adalah @bung_g_. Postinganku di IG didominasi refleksiku
dalam kehidupan dalam ruang lingkup umum dan atau imanku. Selain itu, biasanya
hal-hal kocak yang menarik perhatianku juga aku sering posting. Lebih banyak foto-foto yang aku ambil sendiri
atau tentu foto diriku.
Aku mengikutif
(follow) banyak akun IG. Yang paling banyak aku ikuti tentu berkaitan dengan imanku, hobi-hobiku (olahraga,
menulis, membaca dan fotografi). Yang aku follow biasanya akun orang atau
organisasi. Salah satu yang aku follow adalah salah satu fotografer olahraga
andal favoritku yaitu Mas Peksi Cahyo. Aku sangat menyukai foto-fotonya di
tabloid BOLA yang sudah “almarhum”. Beberapa
postingan dia di IG bukan hanya aku like tetapi beri komentar dan selalu dia
merespon komentarku. Dia meresponku komentarku terus terang membuat hatiku seolah
lompat bersorak senang. Dia fotografel terkenal
dan handal tetapi mau merespon aku, yang dia tidak kenal secara langsung. Bukan
hanya itu, dia juga follow IG aku. Begitu bahagianya aku
Suatu
waktu, aku lupa tepatnya kapan, salah satu postinganku di IG bukan hanya dilike
oleh Mas Peksi Cahyo tetapi juga dikomentari. Wahhhh.....bahagianya itu
melebihi dari rasa senang ketika dia membalas komentarku di IG-nya karena
berarti dia bukan hanya sekedar follow aku tetapi dia juga menghargai fotoku. Siapakah
aku yang memang hobi fotografi tetapi tidak seahli dia. Tapi memang senang
rasanya mendapat komentar positif dari orang terkenal. Ini menunjukkan
kerendahan hatinya.
Follow
IGku donk
Bagaimana
jika yang memberi tanda “like” adalah Allah? Bagaimana jika yang berkomentar positif
adalah Allah? Bagiku, tentu aku merasakan sukacita yang begitu besar. Dia Allah
Penciptaku. Dia senang dengan apa yang aku posting. Aku akan semangat dan
percaya diri untuk posting-posting lagi foto-foto hasil jepretanku. Aku tentu akan minta ke Allah, "follow back IGku ya Allah". Tetapi Allah tidak punya IG.
Apa
yang kuposting tidak bisa diberi komentar oleh-Nya. Begitu juga segala apa yang
aku lakukan dalam kehidupanku setiap hari dan tentu apa yang aku katakan juga.
Bahkan, Dia bisa sebenarnya bisa berkomentar juga tentang apa yang aku pikirkan.
Namun, Dia tidak pernah secara langsung berkomentar tentang kehidupanku.
Yang
kutahu pasti adalah aku bisa banyak memahami komentar apa yang Allah berikan
tentang hidupku lewat apa yang Dia katakan lewat firman-Nya. Aku bisa berimjanisasi
Dia berkomentar sedih ketika aku melakukan hal yang tidak berkenan di hati-Nya.
Mungkin juga komentarnya berisi kemarahan-Nya. Aku juga bisa bersyukur dan bersukacita jika
aku melakukan hal yang kutahu itu sesuai dengan kehendak-Nya yang tertulis di firman-Nya. Dia pasti tersenyum
sambil memberi tanda “like” serta memberi komentar positif. Tanpa memliki waktu
yang cukup dan berkualitas dalam merenungkan Firman Allah, maka aku
tidak akan tahu pasti komentar Allah.
Disukai dan diberi komentar positif di IG kita
oleh orang-orang hebat dan terkenal itu tidak salah. Namun, jangan sampai itu
jadi fokus tetapi mengabaikan apakah Allah menyukai apa yang kita pikirkan,
katakan, atau lakukan itu sangat tidak tepat. Kita hadir di dunia untuk
menikmati Allah dan memuliakan-Nya saja bukan memuliakan diri sendiri atau
orang lain. Biarlah kita menjaga tujuan kita agar fokus untuk menyenangkan hati
Allah bukan mendapat perhatian serta disukai oleh manusia.
Comments
Post a Comment